banner-detik

events

4 Perempuan Peneliti Pemenang L’Oréal - UNESCO For Women in Science

seo-img-article

Jumlah perempuan peneliti di Indonesia masih sangat sedikit. Untunglah, L’Oréal tak pernah lelah menggelar ajang lomba penelitian khusus perempuan. Bibit-bibit perempuan peneliti pun mulai muncul. Yuk, kenalan dengan 4 perempuan peneliti, pemenang L’Oréal – Unesco For Women in Science.

Ladies, let’s talk facts. Saya sungguh penasaran, apakah ada seorang perempuan dalam lingkungan dekat Anda -ibu, saudara perempuan, atau sahabat- yang berprofesi sebagai peneliti? Kemungkinannya sama seperti saya, susah menemukannya karena jumlah perempuan peneliti di Indonesia memang sangat sedikit. Sebagai gambaran, data ini bisa menjadi pengetahuan kita.

Pada tahun 2014, dari sekitar 240 ribu mahasiswi yang meraih gelar S1, hanya 516 orang yang melanjutkan untuk menempuh gelar doktoral. Artinya hanya 0.2%. Sedikit sekali ya? Jenjang doktoral atau gelar S3, karena memang pada jenjang inilah seseorang dibutuhkan atau diwajibkan untuk menjadi peneliti, terutama pada bidang science atau ilmu pengetahuan alam.

Sebenarnya, bagaimana sih image di masyarakat tentang seorang women scientist? Profesi scientist atau peneliti, masih banyak dianggap sebagai bidang ilmu yang paling tinggi, sehingga biasanya kita melihat mereka sebagai sosok yang sangat pintar, “levelnya beda”. Isn’t that great? To achieved something high. Tetapi efeknya, lebih banyak lagi stigma bernada negatif dari masyarakat memandang perempuan dengan profesi ini. “kebanyakan di lab, nanti susah dapat jodoh lho”, atau “Scientist? I don’t want to be one of those lab rat“, dan pandangan lainnya. Dan stigma-stigma semacam ini, tidak hanya di negara berkembang seperti Indonesia lho. Di eropa pun, anggapan-anggapan semacam ini masih banyak beredar, seperti yang bisa kita lihat dalam video ini.

info (Medium)

Infografis tentang perempuan peneliti di Indonesia

 

Well, kita tidak menampik bahwa pilihan aktivitas seseorang memang seharusnya sesuai dengan passion pribadi. Tetapi, tidak adil jika profesi sebagai women scientist secara tidak sadar diposisikan sebagai sesuatu yang jauuh dan tinggii banget, bahkan bukan dunia kita, bukan dunia perempuan. Survei opini yang dilaksanakan oleh L’Oréal Foundation menunjukkan bahwa 67% orang Eropa berpikir bahwa perempuan tidak memiliki keahlian yang cukup untuk menjadi seorang peneliti ulung. Sedikit sekali perempuan yang memilih berkarier di bidang penelitian, ini karena stereotipe tadi yang sudah dilihat dan dirasakan oleh para remaja perempuan yang mulai merancang masa depannya. Dan ini menjadi penghambat kemajuan perempuan, sehingga sains sudah tidak menjadi sebuah bidang yang menarik bagi para pemaja putri di tingkat SMP dan SMA.
Padahal, peran peneliti untuk kehidupan kita di atas bumi ini sangat nyata lho, sangat diperlukan. Seperti yang seringkali dinyatakan, world need science, and science need women. Why? Karena sebuah bidang studi atau apapun itu, tidak akan balance jika porsi peran kedua gender ini tidak berimbang.

Concern dengan fenomena ini, L’Oréal Indonesia memperkenalkan sebuah kampanye digital yang diusung oleh L’Oréal foundation, bertajuk #ChangeTheNumbers. Kampanye ini bertujuan untuk mengubah persepsi publik terhadap perempuan di bidang sains dan untuk menarik lebih banyak perempuan untuk memilih karir di bidang sains.

Kampanye ini sejalan dengan kiprah L’Oréal Indonesia yang sudah sejak 12 tahun lalu rutin mengadakan wadah apresiasi tahunan terhadap perempuan peneliti melalui L’Oréal – UNESCO For Women in Science (FWIS). Melalui event ini, L’Oréal ingin mengangkat sosok perempuan peneliti menjadi pusat perhatian diantara masyarakat luas, sehingga menimbulkan kebanggaan dan keinginan bagi remaja perempuan untuk menjadi seorang peneliti.

Event ini secara khusus memberikan penghargaan bagi 4 perempuan peneliti terpilih dari Indonesia, yang disebut Fellow Nasional L’Oréal-UNESCO FWIS 2015. Mereka memiliki semangat untuk membangun Indonesia melalui bidang ekonomi, kesehatan dan lingkungan. Ke-empat fellow nasional ini terpilih melalui seleksi atas ratusan aplikasi perempuan peneliti lainnya. Dan mereka akan mendapatkan dana sebesar 80 juta rupiah yang dapat digunakan untuk kepentingan penelitian mereka.

fellow (Medium)

Sastia Prama Putri, Ph.D – Dr. rer. nat Aluicia Anita Artarini – Dr. Anawati , PhD – Kiky Corneliasari Sembiring, M.Eng

 

IMG_3390 (Medium)

Keempat fellow nasional ini adalah:

  • Sastia Prama Putri, Ph.D dari Institut Teknologi Bandung dan Osaka University, dengan proposal penelitian berjudul “Establishment of quality evaluation standard and authentication method of Kopi Luwak and various Indonesian specialty coffees by gas chromatography-based metabolomics”.
  • Dr. rer. nat Aluicia Anita Artarini dari Institut Teknologi Bandung, dengan proposal penelitian berjudul “Development of Reporting System with Colorimetric to Screen Candidate of Polymerize Influenza Virus”.
  • Dr. Anawati , PhD dari Universitas Teknologi Sumbawa, dengan proposal penelitian berjudul “Fabrication of Anodic Alumina Oxide (AAO) Membrant Applied on Ready To Drink Filter in Sumbawa”.
  • Kiky Corneliasari Sembiring, M.Eng dari Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI), dengan proposal penelitian berjudul “Heterogeneous Catalysts Ni0Cu0Mg-Al in the hydrogen production process of biodiesel production waste for renewable application”.

So, bagaimana sebenarnya sosok perempuan-perempuan peneliti ini? Kuper, nggak gaul? Wow…that’s a prejudice. Faktanya, mereka adalah perempuan-perempuan keren yang cantik, berpenampilan menarik, bersemangat dan juga memiliki kehidupan keluarga yang sama seperti wanita lainnya. Mereka mengakui bahwa keluarga merupakan supporter terbesarnya dalam menjalani karier sebagai peneliti. Jika ada satu hal yang sama yang mereka miliki, hal itu adalah seorang suami yang sangat mendukung aktivitas mereka. Jadi, nggak benar kan kalau perempuan peneliti susah cari suami? ;p

Para perempuan luar biasa ini bisa kita jadikan sosok inspiratif -bukan intimidatif ya-, bagi anak-anak perempuan kita, bagi remaja-remaja disekitar kita, bahwa menjadi peneliti adalah sebuah profesi yang membanggakan. Challenging, karena memang perlu usaha keras, fokus dan sungguh-sungguh untuk mencapai level bergengsi ini. Dan sumbangsih mereka terhadap kemajuan bangsa itu sangat nyata, ini yang paling keren kan.

Ingin tahu bagaimana lebih jauh bagaimana profil mereka? Tunggu tulisan saya selanjutnya ya!

Slow Down

Please wait a moment to post another comment