banner-detik

beauty school

Pengalaman Pertama Perawatan Laser di Miracle Aesthetic Clinic

seo-img-article

Freckles adalah sesuatu yang sudah menjadi bagian dari hidup saya. Sejak SMP, kulit muka saya sudah dihiasi bintik-bintik kecoklatan. Buat saya waktu itu, sih, lucu-lucu aja. Malah girang dikira ada keturunan bule. Justru mama saya yang sedikit rewel dengan kehadiran freckles ini. Dulu, saya lumayan sering diajak ke dokter kulit dan dijejali berbagai macam krem-kreman. Memang, sih, freckles-nya memudar dan bahkan ada yang menghilang (namun akhirnya kembali lagi), tapi saya nggak tahan dengan perihnya dan proses pengelupasan. Jadi, pasti saya nggak pernah mengikuti pengobatannya sampai tuntas.

miracle-clinic-laser-02

Ketika kuliah dan sudah punya anak pun seperti itu, ‘hubungan’ saya selalu on and off dengan dokter kulit. On and off karena pada dasarnya saya sudah menganggap si freckles ini sebagai bagian dari identitas saya dan nggak merasa terganggu, jadi nggak niat-niat banget menjalani perawatannya. Tapi, ya, namanya perempuan, kadang habis ketemu dengan teman yang kulitnya seperti porselen, rasanya langsung pengen lari ke dokter kulit. Terakhir kali ke dokter, dokternya sudah bilang, sih, kalau sebaiknya dilaser aja supaya lebih cepat. Tapi waktu mendengar harganya, saya langsung mundur teratur, dong.

Akhir-akhir ini, si freckles mulai menganggu. Jumlahnya makin banyak dan akhirnya jadi menempel dengan tetangga sebelahnya. Mereka bukan lagi bintik-bintik lucu, melainkan jadi berbentuk seperti pulau kecil-kecil. Panik, dong, saya! Akhirnya saya konsultasi pada Puche sambil melirik Miracle Clinic yang lokasinya sejauh jalan kaki saja dari kantor. Saya baca juga diskusinya di forum yang selalu ramai karena ternyata banyak sekali FDers, bahkan yang di luar Jakarta, yang sudah langganan ke Miracle Clinic. Setelah check harganya, ternyata jauh lebih murah dari yang ditawarkan dokter saya yang terakhir. Langsunglah saya memantapkan diri untuk melakukan laser.

Tapi sebelum membuat appointment untuk perawatan di minggu berikutnya, saya melakukan Miracle Renew White Facial dahulu sambil tanya-tanya ke dokternya. Review-nya bisa di baca di sini, ya. Setelah melihat betapa kinclongnya kulit Bu Dokter, saya semakin yakin kalau memang harus melakukan laser. Selain kulitnya bagus, ia cantik dan gaya pula. Seneng, deh, lihatnya. Tapi sayangnya, dokternya cukup irit ngomong, sih. Jadi harus kita yang cerewet tanya ini-itu. Sebelum pulang dari facial, saya bikin appointment dulu untuk minggu depannya.

>> The Actual Treatment

Slow Down

Please wait a moment to post another comment