banner-detik

beauty school

I Did The 'Bloody Facial' (Part 1)

seo-img-article

Bagi yang belum mengenal saya, perlu diketahui bahwa saya adalah seorang yang cukup adventurous dan berani dalam urusan perawatan kecantikan. Mulai dari yang beginner level seperti radiofrequency, lalu naik kelas ke filler, kemudian berlanjut lagi mencoba thread lift atau yang dikenal sebagai ‘tanam benang’, hingga akhirnya saya melangkah lebih jauh lagi untuk mencoba PRP atau ‘Platelet Rich Plasma’ yang oleh media serta masyarakat awam dikenali dan acapkali dijuluki ‘The Vampire Facial’ ini. Mengingat prosedurnya yang melibatkan darah, nggak heran julukan Vampir menempel padanya meskipun sebetulnya ‘Vampire Facelift’ sendiri adalah sebuah metode PRP yang dengan cerdik dihakpateni namanya oleh Dr. Charles Runels.

1188554422_1372262186

Jika Anda termasuk penonton setia reality show The Kardashians, tentu Anda masih ingat ketika Kim Kardashian melakukan terapi ‘PRP’ yang bernama ‘Vampire Facelift’ itu. Pada episode tersebut, adegan facial yang dijalani Kim tampak tak jauh berbeda dengan film horor ber-genre gore. Wajahnya berlumuran darah dan Kim terlihat menangis bombay karena kesakitan. Ternyata episode ini banyak menuai kritik, terutama dari para dokter ahli. Menurut mereka, reaksi Kim terlalu berlebihan dan seperti didramatisir untuk kepentingan rating, which is a very reasonable critique, mengingat semua tingkah polah keluarga ini memang didedikasikan untuk mencari perhatian publik. All controversies aside, saya malah makin penasaran bukannya ketakutan.

Nah, ketika tawaran datang dari klinik Body Contours yang berlokasi di Mall Emporium Pluit, saya pun langsung mengiyakan. Selain memang ingin permak wajah, tujuannya sendiri adalah ingin menyosialisasikan agar masyarakat tidak salah kaprah, atau terlanjur ketakutan terhadap terapi yang memang terdengar seram ini. Metode terapi yang ditawarkan Body Contours ini sendiri bernama Mesoderma Infusion With PRP’.

Collages2

Berbeda dengan metode PRP kebanyakan yang menggunakan metode injeksi, kali ini PRP digabungkan dengan dermaroller. Terapi ‘PRP’ sendiri bukanlah hal baru di dunia medis. Beberapa tahun yang lalu, awalnya PRP acapkali digunakan untuk mempercepat pemulihan post-surgery para atlet seperti Tiger Wood. ‘Kelebihan’ ini pun membuatnya dilirik oleh para ahli di bidang estetika sehingga menghasilkan banyak ‘variasi’ terapi yang menggunakan PRP ini.
Apa sih ‘PRP’ itu sebenarnya?

>>What is ‘PRP’?

Slow Down

Please wait a moment to post another comment