banner-detik

body love

Lawan Body Shaming Cara Member Female Daily

seo-img-article

Ratusan member Female Daily sharing mengenai body shaming yang mereka hadapi sehari-hari. Ini lima favorit saya.

Sebagai perempuan yang punya badan petite, alias kurus plus pendek, saya cukup “kenyang” dipanggil ceking, kurang gizi, atau bahkan model hahaha. Komentar tentang badan saya dari kecil sampai usia 26 tahun sekarang, kebanyakan bernada gemas dan becanda aja, jadi saya nggak ada rasa sakit hati. Wong saya aja suka ketawa sendiri liat postur saya di kaca; badan kecil tapi muka dan rahang lebar, cotton bud much? LOL.

Namun, pasti nggak semua perempuan  punya kesan se-santai ini dengan body issues. Sejumlah pembaca FD malah harus mengalami body shaming karena kondisi badan dan kekurangan mereka. Kampanye #YourBeautyRules untuk Jakarta X Beauty 2018 tahun ini mengajak semua perempuan untuk berani PD dengan segala keunikan yang dipunya, including having the courage to share and speak about body shaming.

Berikut beberapa sharing favorit saya dari FD members yang berani move on dan melawan body shaming dengan aksi dan attitude positif.

It’s A Gift

“Senasib sama Kak Netta sih, badanku kurus, sering dipaksa ‘Makan yang banyak dong!’, ‘Ngemil dulu sebelum tidur,’, ‘Jangan pilih-pilih makanan’. Padahal mau gaya hidup ‘kotor’ begitu juga nggak bakal gemuk, karena hormonnya begini,  mau gimana lagi. Selama aku sehat sepertinya aku akan bahagia.”- Alfi Khoiru

Baca juga: Marissa Anita Nggak Menyesal Pernah Anoreksia

Someone Out There Trully Thinks You Are Wonderful

“Sama sodara dibilang ‘Kamu diet dong biar laku’. Itu bikin sakiiit banget. Untungnya ketemu cowok yang suka sama chubby squad :D”-Fitri Sulis

body-shaming-female-daily-1

Body Shaming Is No Small Talk

“Parahnya, kebanyakan orang menganggap body shaming itu sebagai sesuatu yang bagus untuk memulai percakapan. Padahal…hell no. Don’t ever greet everyone with ‘Kok lo gendutan sih?’, ‘Eh jidat lo jerawatan tuh’, yadda, yadda. It’s totally impolite. Mind your own business.”- Hana Fadhilah

Not Giving a Da*n

“Mau gimanapun kita, gemuk atau kurus dll, pasti tetap dikomentarin :p. So I don’t care. It’s who I am.”-Lisna Kristianti.

Think About Our Kids

“Aku masih belajar buat cinta sama diri sendiri. Dari SD sampai sekarang mau jadi calon ibu pun, masih suka kena body shaming soal ukuran betis dan berat badan. Saatnya kita sebagai calon orang tua, yang mau punya anak, ancang-ancang ajarin anaknya hal-hal baik dan ngasih contoh kalau body shaming is totally not good.”- uthu.stuff

Female Daily tidak mendukung yang bertubuh besar untuk diet mati-matian, di sisi lain kami juga nggak mendukung obesitas. Beyond physical makeover, we want our community to feel good and empowered. Pastinya bukan perkara mudah ya, mengubah kebiasaan body shaming orang-orang di sekitar kita, atau menyemangati orang yang masih minder dengan kondisi tubuhnya. Tapi semuanya bisa kita mulai dari mindset dan aksi diri sendiri.

Komentar terakhir, yang saya saring dari 258 komentar followers Instagram Female Daily, jujur paling mengena di hati. Saya nggak mau kebiasaan body shaming menjadi sebuah habit yang “diwariskan” ke anak-anak kecil. And it’s our responsibility to prevent it.

Gimana cara positif kamu menghadapi body shaming?

Slow Down

Please wait a moment to post another comment