skincare
06 Oct 2017
Marula Oil untuk Kulit Berminyak, Kenapa Tidak?
Apa manfaat marula oil, dan kenapa face oil ini belum se-hype face oil lainnya?
Setelah membaca artikel Kak Dara tentang tamanu oil dan artikel Angel tentang rosehip seed oil, I can’t help to notice why people are not talking about marula oil more. Akhirnya, saya pesan sebotol marula oil dari The Ordinary dan research tentang sifat dan manfaat marula oil untuk kulit. Harusnya sih, research dulu baru beli, but I guess my impulses got the best of me, LOL!
Ketertarikan saya terhadap marula oil ini berawal dari research saya tentang brand Drunk Elephant, yang namanya gemes banget. Ternyata, nama tersebut didapatkan dari mitos tentang gajah-gajah Afrika yang suka makan buah marula. Setelah makan buah marula, gajah-gajah ini akan terlihat ‘mabuk’ karena buah marula berfermentasi di dalam perut gajah dan menyebabkan reaksi kimia yang unik, LOL! Alasan tersebut menjelaskan kenapa marula oil sebagai bahan kunci dari produk Drunk Elephant. I think it’s fair to say that Drunk Elephant is the one who puts marula oil on the spotlight lewat produknya yang memang banyak jadi favorit.
Marula oil diekstrak dari biji-bijian atau kernels yang dihasilkan oleh pohon marula dari Afrika Selatan. Pohon marula sendiri banyak mendatangkan manfaat. Daunnya bisa dikonsumsi untuk meredakan heartburn dan kulit pohonnya dapat dijadikan obat saluran pernafasan. Belum banyak yang tahu, tapi marula oil dianggap sebagai ‘elixir of youth’ dan sudah digunakan secara turun-temurun di Afrika sebagai obat dan kosmetik.
Komposisi asam lemak yang ada di marula oil didominasi oleh oleic acid (70-78%) dan hanya sedikit linoleic acid (hanya sekitar 4-9%). Mungkin hal ini yang membuat marula oil kurang diminati. Seperti yang kita tahu, oleic acid punya kecenderungan untuk menyumbat pori-pori karena sifatnya yang sangat oklusif. Walaupun begitu, marula oil mengandung antioksidan dari vitamin C dan kaya akan kolagen yang dapat membantu scarring alias bekas jerawat ‘jeglong’ di wajah! Selain itu, marula oil ditemukan mampu untuk mengembalikan kondisi kulit yang rusak akibat paparan sinar matahari berlebih. For me, this is truly a wonder oil!
Walaupun begitu, saya masih sedikit concerned dengan tingginya oleic acid marula oil, padahal kulit saya berminyak dan acne prone. Namun, setelah menggunakan The Ordinary Cold Pressed Virgin Marula Oil selama dua minggu, pagi dan malam, saya bisa bilang bahwa marula oil sukses banget melembabkan wajah saya tanpa bikin jerawat atau clogging! Teksturnya memang agak berat dan nggak cepat menyerap di kulit. Biasanya, saya menggunakan dua tetes di pagi hari dan empat tetes di malam hari untuk wajah, leher, dan tangan. Oh ya, marula oil ini juga nggak ada baunya. Di udara Finlandia yang sedang bertransisi dari summer (sekitar 14-20 derajat celsius) ke autumn (sekitar 5-12 derajat celsius), kulit saya nggak berasa kering maupun breakout, padahal wajah bolak-balik kesentrong angin freezer, hehehe.
Baca juga: Tips Aplikasi Face Oil di Kulit Berminyak
Apakah saya tetap akan menggunakan marula oil saat pulang ke Indonesia? Hmm, mungkin saya akan pakai di malam hari aja, atau saya akan cari face oil atau produk skincare yang mengandung kandungan marula oil di dalamnya. Kalau jenis kulit kamu kering, saya tetap rekomendasikan marula oil sebagai campuran moisturizer atau digunakan sendiri. The benefits are too good to pass, LOL! Sedang pakai marula oil juga? Tell me your experience down below!