banner-detik

bath n body

Perhatian untuk Pemakai Body Scrub dan Shower Puff

seo-img-article

Ternyata, nggak semua orang butuh pakai body scrub atau shower puff dengan rutin. Ini alasannya.

Siapa di sini yang suka pakai lulur srub untuk badan? Dari scrub drugstore, sampai brand natural high end, punya banyak variasi body scrub untuk mengangkat sel kulit mati, sampai klaim seperti scrub kopi untuk kerutan, atau bengkuang dan susu sebagai pencerah.

Sebenarnya, boleh nggak sih pakai body scrub bangsa satu-dua kali seminggu? Atau malah pemakaian tools lain saat mandi, selain pijatan tangan dan sabun, sebenarnya nggak dianjurkan?

Dr. dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb Sp.KK (K) dari RS Siloam tidak terlalu menyarankan.

scrub-untuk-badan-1

“Kayaknya jadi bersih gitu ya, pake scrub? Ya sebenarnya nggak perlu. Ingat lho, kulit lapisan luar itu justru yang melindungi kulit kita dari cuaca dan faktor luar,” kata dr. Tjut.

“Kulit kita itu beregenerasi setiap tiga minggu sekali. Nah, bayangin kalau sel kulit barunya baru “keluar” udah kita gosok-gosok, gimana tuh?” lanjut dokter.

Wah saya langsung berasa guilty, karena saya termasuk pemakai shower puff, walau biasanya cuma seminggu sekali, sih. Apakah kita sama sekali nggak boleh pakai exfoliator di badan? Menurut dokter, boleh aja, terutama bagi orang-orang tertentu.

“Yang butuh (pakai body scrub atau exfoliator lain) sebenarnya adalah orang yang badannya banyak keringetan, atau berminyak. Contohnya, orang-orang lapangan, yang sering keringetan, kerjanya di bawah panas seharian. Ya sesekali boleh pakai shower puff begitu, “ kata dokter.

Sedangkan bagi banyak dari kita, yang biasa menghabiskan waktu di dalam ruangan, bahkan adem pula karena ruangan kantor atau kelas full AC, pijatan tangan serta air dan sabun biasa sudah cukup untuk membersihkan kulit, tanpa harus pakai produk lain yang agresif.

Bagi yang udah “terlanjur” punya body scrub atau shower puff favorit, sesuaikan lagi sama kebutuhan dan aktifitas masing-masing. Jika memang lebih wise untuk dikurangi frekuensinya, sebaiknya dikurangi, ya. Pakai sesekali, sehabis olahraga, misalnya.

By the way, cek juga obrolan tentang kulit saya dengan dr. Tjut mengenai pemakaian oklusif yang benar di sini.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment