Dengan kondisi tubuh yang berbeda, perlu strategi untuk menentukan waktu olahraga di bulan puasa. Kapan sih baiknya? Ini dua pilihan yang bisa kamu lakukan.
Biasanya, saya olahraga lari setiap weekend, sekitar satu jam mulai jam tujuh pagi. Paling enggak 45 menit deh saya harus berkeringat di luar rumah. Namun, kalau di bulan puasa ini saya enggak mengubah waktu olahraga, kayaknya bisa tepar deh. Ya, minimal lapar atau ingin minum air dingin deh, hahaha.
Perlu enggak sih mengubah jam olahraga di bulan puasa? Menurut saya perlu banget. Karena, setelah olahraga kita kan wajib minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Like, really, concern saya bukan nanti capek, lemes, atau apa. Cuma takut enggak bisa minumnya! Saya kenal seorang instruktur di tempat fitness yang tetap olahraga siang-siang di bulan puasa, bahkan mengajar kelas boxing juga. Mungkin karena olahraga sudah jadi bagian cycle rutin sehari-hari dia, jadi mau enggak makan-minum setelahnya juga sudah biasa, ya.
Dari berbagai sumber yang saya baca, para ahli dan workout addict menganjurkan dua waktu ini sebagai saat berolahraga yang tepat di bulan puasa:
- Malam Setelah Tarawih
Keuntungan dari olahraga malam-malam adalah, tubuh lebih luwes, karena seharian kamu sudah banyak gerak. Jadi, risiko cedera lebih minim. Dan di bulan puasa ini, tentu keuntungan lainnya adalah kita bisa bebas makan-minum setelahnya. Beberapa teman saya yang doyan nge-gym enjoy banget malah olahraga malam-malam di bulan puasa. Itu karena menurut mereka, gym lebih sepi, hahaha.
- Sebelum Buka Puasa
Ini mungkin waktu yang paling banyak dipilih orang. Berapa lama waktu dihabiskan untuk olahraga di hari biasa, langsung dihitung mundur aja dari adzan maghrib. Setelah olahraga, langsung waktunya buka dan pastinya bisa istirahat, dong.
Tapi jujur, saya lebih memilih opsi pertama ya. Udara malam terasa lebih bersih aja, bagi saya yang olaharaganya selalu di luar ruangan. Nah, bisa sama-sama kita praktikkan di bulan puasa ini!
