Saya jarang sekali suka dengan parfum unisex. Buat saya, wangi parfum hanya ada wangi maskulin atau feminin. There is no in-between. Tapi itu dulu, sebelum saya mengenal Eau De Gaga, parfum kedua dari Lady Gaga yang baru saja masuk ke Indonesia. Seperti apa aromanya?
Mengikuti style Lady Gaga yang hobi bergaya androgini, Eau de Gaga dikemas dalam botol kaca berwarna hitam yang terkesan maskulin. Jika desain botol parfum Fame yang keluar di tahun 2012 lalu dihiasi dengan warna gold, Eau de Gaga berwarna full hitam, dengan palet silver di tengahnya yang bertuliskan “EAU DE GAGA, Paris NEW YORK 001”. Arti dari “001” disini adalah akan ada seri selanjutnya dari koleksi yang sama.
Saat pertama kali disemprot, wangi maskulin yang segar langsung mendominasi aromanya. Sekilas, saya berpikir bahwa parfum ini terlalu maskulin untuk dijadikan parfum unisex. Aroma pembukanya yang berasal dari sparkling lime dan frozen mint ini ternyata lama kelamaan berubah menjadi agak manis.
Selanjutnya, Eau de Gaga meninggalkan jejak wangi bunga lewat aroma white violet yang menonjolkan sisi feminin dari parfum ini. Wangi bunganya merupakan penyeimbang yang sangat baik untuk aroma segar di awal tadi. For the closure, leather and sandalwood comes in, leaving a warm scent that lasts throughout the day.
Kesimpulannya, aroma Eau de Gaga benar-benar melambangkan citra Lady Gaga dalam bentuk sebotol parfum. Seperti yang sudah kita tahu, Lady Gaga tidak pernah masuk dalam ‘golongan’ tertentu. Ia bisa tampil klasik dan elegan seperti saat duet dengan Tony Bennett di Grammy 2015 atau cuek dan urakan seperti alter ego-nya yaitu Joe Calderone.
For me, that is exactly what this perfume is about. You can’t quite put a finger on what the scent smells like, but you just know you love it instantly.
Eau de Gaga bisa Anda temukan di Sogo Department Store dan Matahari Department Store dengan harga Rp 990.000 untuk ukuran 75 ml, Rp 660.000 untuk ukuran 50 ml, dan Rp 390.000 untuk ukuran 30 ml.
