banner-detik

nail corner

Para Pegawai Salon Kuku di New York Diincar Beragam Penyakit Berbahaya

seo-img-article

Selama ini, banyak di antara para pegawai salon yang mengeluh mengalami gangguan pernapasan maupun iritasi dan pengelupasan kulit tangan. Namun, banyak di antara mereka yang menganggap remeh hal tersebut. Padahal di balik itu semua, beberapa bahan kimia di dalam nail products tersebut dapat menyebabkan kanker; ada pula yang memicu perkembangan janin tidak sempurna, keguguran dan beragam gangguan kesehatan reproduksi lain.

Beberapa studi juga menemukan fakta pada kosmetologist – terdiri dari manicurist, hairdresser dan makeup artist – mengalami peningkatan jumlah, meninggal karena terkena penyakit Hodgkin’s, melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal, mengalami myeloma, sejenis kanker.

Dr. Charles Hwu, di Flushing, Queens, NY, mendapati banyak pasiennya yang bekerja sebagai manicurist mengalami infeksi pernapasan hingga sakit asma dan sulit bernapas.

Dr. Charles Hwu, di Flushing, Queens, NY, mendapati banyak pasiennya yang bekerja sebagai manicurist mengalami infeksi pernapasan hingga sakit asma dan sulit bernapas.

Image Source

Dr. Charles Hwu, yang berpraktik di Flushing, Qeens, New York mengamati bahwa banyak pasiennya yang bekerja di salon sebagai manicurist, mengeluhkan sakit batuk yang tidak kunjung sembuh, gangguan pernapasan, mengalami asma hingga kesulitan bernapas. Berdasarkan pembicaraan dengan para pasiennya yang kebanyakan menjadi manicurist itu, Dr. Charles Hwu mengindikasikan bahwa bahan-bahan kimia yang ada di dalam nail polish, nail remover, nail hardener maupun nail products lainnya membuat mereka mengalami gangguan pernapasan.

Namun, memang belum ada kesimpulan yang pasti tentang hal ini, mungkin karena riset hanya melibatkan jumlah responden yang terbatas. Hukum federal di Amerika juga selama ini tidak mengharuskan produsen nail products (produsen cat kuku, penguat kuku, lem kuku palsu) untuk menjelaskan informasi penggunaan bahan-bahan kimia kepada Food and Drug Administration (semacam BPOM-RI di sini). Hukum selama ini hanya melarang penggunaan bahan kimia berbahaya untuk melindungi konsumen. Namun di satu sisi, tidak ada ketentuan bahwa produsen harus mengevaluasi efek bahan kimia dari produk-produk kosmetik tersebut sebelum menjualnya. LSM perlindungan konsumen di Amerika sana terus berupaya meminta agar pemerintah melakukan monitoring atas hal ini.  Sedangkan para produsen selama ini hanya menyebutkan produknya mengandung bahan kimia dalam jumlah kecil dan sama sekali tidak berbahaya.

Saya terus terang cukup prihatin dengan nasib para pegawai salon kuku di Amerika ketika membaca artikel ini. Setiap pegawai tentu wajib dilindungi dan dijaga kesehatannya selama di tempat kerja, begitu pula dengan para pegawai salon kuku di New York. Sehingga setiap kali mereka pulang ke rumah, bisa kembali dalam keadaan sehat, bukannya menjadi sakit. Namun, hingga kini pemerintah AS sendiri belum bisa mengambil tindakan tegas atas situasi ini. Maka, saya pikir, jika kamu atau mungkin ada orang terdekatmu: teman atau saudara yang bekerja di salon menjadi manicurist, mungkin sejak kini bisa mengambil tindakan preventif untuk mengurangi dampak terkena bahan kimia. Misal, saat sedang mengaplikasikan kuteks atau lem kuku palsu dengan bau yang cukup menyengat, bisa memakai masker. Selain itu, setelah mengaplikasikan bahan-bahan kimia tersebut, segera mencuci tangan bersih-bersih agar kulit tidak mengalami iritasi, nampaknya juga bisa dijadikan salah satu tindakan pencegahan.

What do you think about this serious health cases? You can share what you think on this comment box below.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment