banner-detik

beauty school

How Much Do You Spend on Skincare?

seo-img-article

Baru saja sore ini, di grup Whatsapp saya dan teman-teman, saya sedikit menceramahi teman saya. To quote myself, I said, “Caring for your skin is more important than spending your money on designer handbags.” I sound like holier-than-thou people that are preaching for bad habits that I do not approve of. 

Faktanya, obsesi saya terhadap produk perawatan wajah sendiri bisa dibilang kebiasaan buruk juga. Saya bisa menghabiskan sekitar 5 – 10% dari pendapatan saya per bulan untuk ‘investasi’ produk perawatan wajah untuk mendapatkan kulit yang sehat seperti yang saya inginkan. Padahal alokasi dana yang sama bisa saya investasikan dalam arti sebenarnya ke beberapa produk keuangan yang menghasilkan. But I didn’t.

IMG_1722

But then again, skincare is truly an investment. Some food for thought:

  1. Kita tidak bisa berganti kulit! Seperti yang sudah saya sebutkan berkali-kali di beberapa artikel terdahulu: tidak seperti reptilia, manusia tidak akan pernah berganti kulit. Jadi ya, dari lahir sampai meninggal nanti, kondisi kulit yang kita miliki akan seperti yang menempel sekarang ini. Oleh karena itu, demi menjaga keremajaannya, penting bagi kita merawatnya. Walaupun sel kulit memang beregenerasi terus-menerus, namun jika kita menggunakan produk-produk yang tepat seperti AHA/BHA untuk mendorong eksfoliasi secara kimia, lapisan sel kulit mati akan terangkat dan menyibak lapisan kulit yang lebih sehat.
  2. Jangan pernah menunda merawat wajah dengan alasan tidak ada budget. There’s always a skincare regimen for every budget. Kalau kita rela mengeluarkan uang untuk makan di luar seminggu sekali, kenapa kita tidak mau mengeluarkan uang dalam jumlah yang sama untuk skincare?
  3.  Splurge if necessary! Jangan pelit untuk kulit. Karena memang beberapa produk dengan kandungan bahan aktif yang worth to splurge. Kebanyakan serum yang termasuk bagus di pasaran biasanya dibandrol Rp. 400,000 – Rp. 1,500,000,-. Sedangkan untuk pembersih, kita bisa menghemat dengan budget di bawah Rp. 100,000,-. Jadi semacam subsidi silang. Apalagi kalau dipikir-pikir, jika kita membeli serum seharga Rp. 800,000,- dan kita bisa menggunakannya sampai dengan 4 bulan, dua kali sehari, maka setiap pemakaian sebenarnya pengeluaran kita hanya Rp. 3,300,-.
  4. Sedia payung sebelum hujan. Lebih baik kita menjaga daripada mengobati. Gunakanlah prinsip ini dalam memikirkan produk perawatan buat wajah.

Lucunya, di hari yang sama saya saat saya sedang membaca blog Caroline Hironsskincare guru dan blogger asal UK, dia juga memiliki pendapat yang sama. Seperti saya kutip dari blognya, dia menuliskan, “Equate your skincare spending to what you would spend on a handbag or shoes.” Well said!

Seperti yang dikatakan Yves Saint Laurent, “Fashion fade, style is eternal,or in this case, your beauty is. Jadi, pikirkan kembali apakah pengeluaran kalian untuk produk perawatan wajah sudah sebanding dengan pengeluaran yang lain? Atau jangan-jangan malah seperti saya yang kebanyakan mengeluarkannya untuk skincare.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment